Redmi A5 hadir sebagai ponsel terjangkau yang tawarkan pengalaman pakai yang nyaman tanpa fitur ribet. Pasalnya, Redmi A5 hadir menawarkan sistem operasi Android yang tanpa customize. Harganya yang cuman Rp1 jutaan kecil, bisa membuat ponsel ini jadi salah satu ponsel menarik bagi sebagian kalangan.
Lalu seperti apa Redmi A5? Kebetulan saya berkesempatan menjajal Redmi A5. Bagaimana performa ponsel ini dan apakah layak untuk dibeli? Saya akan memberikan ulasannya pada pembaca Carisinyal setelah pemakaian ponsel ini selama kurang lebih 3 minggu. Langsung saja simak berikut ini.
Contents
- 1 Spesifikasi Redmi A5
- 2 Isi Paket Penjualan
- 3 Desain Standar tapi Cukup Menarik
- 4 Layarnya Dukung Refresh Rate 120 Hz dan Auto Brightness
- 5 Performa Oke, Sayang Dibatasi RAM 4 GB
- 6 Kamera Cukup Oke di Kondisi Siang
- 7 Interface Memakai Android Murni, Dapat Update OS 2 Kali
- 8 Sensor Kurang Komplit, Konektivitas Oke, dan Mono Speaker
- 9 Dibekali Baterai 5200 mAh yang Awet
- 10 Simpulan
- 11 Spesifikasi HP Terbaru 2023
Spesifikasi Redmi A5

Layar | IPS LCD 6.88 inci |
Chipset | Unisoc T7250 |
RAM | 4 GB |
Memori Internal | 128 GB |
Kamera |
32 MP (wide) MP (AI) |
Baterai | Li-Po 5200 mAh |
Isi Paket Penjualan

Redmi A5 hadir dengan kotak warna merah dan putih. Menegaskan kalau produk ini adalah produk Indonesia. Di bagian belakang ada kotak merah dengan tulisan “‘DIBUAT DI INDONESIA”, menegaskan kalau produk ini dirakit di Indonesia. Sekadar info, ini juga sebagai catatan bahwa produk ini sudah punya garansi resmi Indonesia.

Layaknya ponsel murah pada umumnya, di dalam boks Redmi A5, dapat ditemukan berbagai barang seperti kotak ponsel pada umumnya. Tidak ada yang spesial. Di dalam kotak kemasan terdapat charger 15Watt, kabel USB type A to type C, SIM ejector, buku panduan, dan softcase.
Saya kecewa karena Redmi A5 ini hanya mendukung 15 watt, tanpa diuji seberapa lama pengisian dayanya sih, sudah tahu, pengisian dayanya bakal lebih dari dua jam. Tapi di satu sisi, saya bersyukur karena di kotak penjualan, masih ada charger-nya. Mengingat, sudah mulai banyak ponsel Rp1 jutaan yang sudah tidak dibekali charger di kotak penjualan.

Ada satu catatan terkait isi kotak ini. Pertama softcase Redmi A5 merupakan tipe bening dan tidak terlalu spesial. Malah, saya sangat menyarankan untuk membeli kasing dari pihak ketiga.

Pasalnya, softcase nya cenderung standar dan pengalaman saya, memakaikan softcase ini tergolong mudah tapi melepasnya agak sulit.
Cuman kalau belum ada, sebaiknya gak apa-apa pakai softcase bawaan, setidaknya lumayan melindungi.
Desain Standar tapi Cukup Menarik

Dari segi desain, Redmi A5 mengadopsi material plastik pada rangka (frame) dan panel belakangnya. Meski tidak memberikan kesan mewah seperti logam atau kaca, kualitas konstruksinya tetap kokoh dan dirancang untuk ketahanan penggunaan harian.
Klaimnya sih, Redmi A5 sudah tahan cipratan air dan debu, tapi tidak ada informasi rating terkait ini. Jadi, saya tidak komentar banyak dan gak mau mencobanya juga untuk dites cipratan air.
Saya sendiri merasa build quality Redmi A5 memang bagus. Ponsel tidak terkesan kopong. Bodinya cukup solid dan tidak terkesan murahan. Ini membuat ponsel cukup nyaman digenggam, apalagi penempatan tombol power-nya cukup pas di jari. Oh yah, tombol power ini bersebelahan dengan tombol volume di bagian kanan. Di bagian tombol power juga, terdapat sensor sidik jari.

Di bagian bawah, ada lubang mikrofon, audio jack, dan port USB Type-C. Kehadiran port audio jack jelas jadi nilai lebih mengingat sudah mulai banyak ponsel yang meninggalkan port ini.

Di bagian atas, ada dua lubang speaker yang menjelaskan kalau Redmi A5 hanya mono speaker. Jadi, kalau mau pengalaman audio yang menyenangkan, sebaiknya memakai TWS atau pakai perangkat audio berbasis kabel untuk dicolok ke bagian port audio.

Sementara di bagian kiri, terdapat laci SIM yang untungnya mampu menampung tiga slot, yang berarti Redmi A5 mendukung penggunaan dua kartu SIM plus satu kartu microSD secara sekaligus.

Redmi A5 memiliki dimensi 171.7 x 77.8 x 8.3 mm dan bobot 193 gram. Desain yang ergonomis dan bobot yang relatif ringan ini menjadi nilai tambah, terutama untuk penggunaan dalam waktu yang lama.
Ponsel ini punya desain yang halus dan bobot ringan yang langsung terasa saat pertama kali menggenggam perangkat. Xiaomi sendiri mengklaim bahwa bodi ponsel yang slim (8.26mm) dan bobot yang hanya 193g memberikan kenyamanan saat digenggam.
Ponsel dengan layar besar seperti Redmi A5 (6.88 inci) berpotensi kurang nyaman jika tidak didesain dengan baik. Namun, dengan ketebalan yang relatif tipis dan bobot yang masih dalam batas wajar, Xiaomi berusaha memastikan pengguna tetap nyaman menggunakan ponsel ini meskipun layarnya besar.
Redmi A5 hadir dalam beberapa pilihan warna yang menarik. Untuk pasar Indonesia, hanya ada tiga varian yakni:, Lake Green, Sandy Gold, dan Midnight Black. Unit yang saya ulas merupakan varian Lake Green alias hijau. Ada satu lagi warna lagi dari Redmi A5 yakni Ocean Blue. Tapi warna ini belum masuk resmi ke Indonesia.
Kalau mau mengeluh soal desain, paling hanya bump kamera saja. Saya tidak masalah dengan desain bump kameranya. Masalahnya, bump kameranya terlihat seperti punya dua kamera. Padahal Redmi A5 hanya punya satu kamera fungsional. Entah satu lagi kameranya berfungsi sebagai apa.
Layarnya Dukung Refresh Rate 120 Hz dan Auto Brightness

Redmi A5 mengusung panel IPS LCD 6.88 inci dengan resolusi HD+ (720 x 1640 piksel). Layarnya cukup standar untuk harga Rp1 jutaan. Apalagi kerapatan pikselnya gak begitu besar yakni 260 ppi.
Kerapatan ini terkesan kurang tajam untuk ukuran layar sebesar ini. Namun, berdasarkan pengalaman saya menonton video, reproduksi warna dan sudut pandang yang baik membuatnya tetap nyaman untuk aktivitas harian seperti browsing atau media sosial. Saya juga bisa menyesuaikan nuansa warna melalui tiga preset: Standard (netral), Warm (hangat), dan Cold (dingin).

Meski opsi ini tidak serumit pengaturan warna di ponsel flagship, fleksibilitasnya cukup membantu saya untuk menyesuaikan kenyamanan visual sesuai preferensi. Namun, saya tetap menyukai mode standar karena tidak mencolok.
Lalu bagaimana dengan tingkat kecerahan Redmi A5? Tingkat kecerahan ponsel ini ada di angka 450 nits (HBM 600 nits), yang membuat visualnya cukup terang untuk penggunaan indoor. Sayangnya, saat diuji di bawah terik matahari langsung, keterbacaan layar tidak optimal, teks dan konten terlihat redup meski mode kecerahan tinggi diaktifkan. Ini bisa jadi kendala jika sering beraktivitas di luar ruangan.

Terlepas dari itu, saya suka dengan mode auto brightness di ponsel ini. Sesuatu yang jarang saya temukan di ponsel Rp1 jutaan. Hanya saja pengaturannya perlu ke bagian setting.
Hal lain yang saya suka dari layar Redmi A5 adalah dukungan refresh rate 120 Hz. Dengan refresh rate ini, scrolling dan navigasi terasa sangat mulus saat diatur ke 120 Hz, meski mode 60 Hz tetap bisa dipilih untuk menghemat baterai.
Yang mungkin saya sayangkan, tidak adanya fitur refresh rate adaptif (auto-switch 60/120Hz berdasarkan konten) membuat saya harus menyesuaikan manual sesuai kebutuhan.

Layar di Redmi A5 mendukung tingkat kecerahan adaptif, jadi, ponsel akan menyesuaikan tingkat kecerahan layar berdasarkan kondisi ruangan atau sering disebut autobrightness. Selain itu, ada juga fitur Outdoor mode yang memungkinkan ponsel untuk menyesuaikan tampilan layar saat berada di ruangan ketika dipakai. Namun, akan mati otomatis ketika tidak digunakan.
Selain itu, layar Redmi A5 juga dilengkapi dengan fitur DC dimming dan telah mendapatkan sertifikasi TÜV Rheinland untuk low blue light dan flicker free. Fitur-fitur ini menunjukkan perhatian Xiaomi terhadap kesehatan mata pengguna, terutama bagi mereka yang sering menggunakan ponsel dalam waktu lama.

Dari pengalaman, kombinasi fitur ini membuat membaca artikel atau chat panjang relatif lebih nyaman dibanding ponsel entry-level tanpa sertifikasi serupa. Hanya saja, jelas layarnya bukan yang benar-benar berikan pengalaman terbaik. Seringkali layar memberikan tampilan reflektif.


Di beberapa kondisi, visualisasi layarnya terasa kurang saat menonton dari samping. Tidak terkesan seperti layar IPS. Tapi bukan berarti kualitasnya seperti panel TN TFT. Panel yang digunakan kemungkinan IPS level yang tingkat kualitasnya tergolong standar.

Hal lain yang disayangkan adalah dukungan Widevine L3 yang membatasi streaming platform seperti Netflix dan Disney+ ke resolusi SD. Bagi penggemar konten HD, ini cukup mengecewakan. Namun, untuk menonton video casual di YouTube atau media lokal, kualitas layar masih tergolong memadai.
Performa Oke, Sayang Dibatasi RAM 4 GB

Redmi A5 merupakan ponsel yang punya potensi kencang di kelas harganya. Pasalnya, ponsel ini dibekali cip Unisoc T7250. Cip ini yang dibangun dengan fabrikasi 12nm punya prosesor delapan core. Di dalamnya, tersemat dua inti ARM Cortex-A75 1,8 GHz untuk tugas-tugas berat dan enam inti ARM Cortex-A55 1,6 GHz. untuk efisiensi daya saat menjalankan aplikasi ringan
Untuk sektor grafis, Unisoc T7250 mengandalkan ARM Mali-G57 MC2. Unit pemrosesan grafis (GPU)di atas kertas ini memiliki dua inti dan dirancang untuk memberikan kinerja grafis yang cukup baik untuk kelasnya.
Sayangnya, potensi performanya tergolong nanggung. Karena memiliki ARM Cortex-A75, seharusnya Redmi A5 bisa lebih menarik, A)dai menawarkan RAM 6 GB atau 8 GB. Sayangnya, saat artikel review ini dibuat, varian RAM yang resmi di Indonesia hanyalah RAM 4 GB (LPDDR4X) dengan storage 128 GB (eMMC).
Memang Unisoc T7250 dirancang untuk memberikan kinerja yang cukup untuk tugas-tugas sehari-hari tanpa menguras baterai secara berlebihan. Namun, menurut saya, di 2025, sudah seharusnya ponsel entry-level punya RAM minimal 6 GB. Ada sih, caranya buat nambah RAM, yakni memakai fitur “memory extension”. Namun, fitur ini jelas tidak akan membantu banyak.
RAM 4 GB ini membatasi penggunaan multitasking yang sering saya lakukan. Sebagai contoh, saya sering memakai aplikasi yang banyak di waktu yang bersamaan. Ini bisa dilakukan di Redmi A5 tapi dengan beberapa keterbatasan.

Saya menemukan kalau Redmi A5 hanya membatasi penggunaan aplikasi di latar sampai 9 aplikasi. Saat membuka aplikasi atau gim lain yang ke-10, aplikasi pertama yang dibuka, akan close sendiri. Ini bisa jadi cara dari Xiaomi agar ponsel tidak mengalami lag saat buka banyak aplikasi. Satu lagi, saat berpindah aplikasi, saya sering menemukan aplikasi akan reload kembali.
Bisa jadi kalau tawarkan RAM lebih tinggi, pengalaman pakai akan oke. Tapi, saya juga cukup dengan cara pembatasan jumlah aplikasi yang dibuka, sehingga membuat pengalaman pakai cukup enak. Yah, jujur saja, untuk multitasking, cukup enak dan oke, tidak ngerasa lag, meski ada persyaratan pembatasan aplikasi background yang berjalan.
Pengujian dengan Aplikasi Benchmark Sintetis dan Game
Tidak lengkap rasanya kalau tidak menghadirkan skor benchmark sintetis di perangkat Redmi A5. Skor benchmark ini seperti biasa akan jadi patokan bagaimana performa sebuah ponsel dinilai lewat angka-angka. Karena angka jelas terukur, meski menurut saya, pengalaman pakai tetap hal utama.
Sebelum ke angka benchmark, saya akan mengambil data pembanding dari itel P70 . Ponsel tersebut berada di kelas harga Rp1 jutaan, serupa dengan Redmi A5. Namun, itel P70 dibekali cip Helio G50.
itel P70 punya skor AnTuTu v10 sebesar 138.788. Pada Geekbench 6, skor kemampuan CPU-nya terisi 191 di skenario single core, serta 824 di skenario multi-core.

Lalu, bagaimana dengan Redmi A5? Redmi A5 mencatatkan skor AnTuTu v10 sebesar 264784. Cukup tinggi karena Redmi A5 terbantu dengan core performa. Untuk Geekbench 6, skor yang didapatkan adalah 439 untuk single core, serta 1471 di skenario multi-core.

Dari tiga benchmark itu saja, dapat gambaran kalau Redmi A5 punya performa lebih baik dan kencang. Kehadiran core performa jelas membantu. Hal ini gak bisa ditemukan di Helio G50 milik itel P70 yang tidak punya core performa.
Untuk skor benchmark lainnya yaitu, GPU Geekbench sebesar 708. Sementara untuk 3D Mark Wild Life mendapatkan skor 578 dan 3D Mark Wild Life Stress sebesar 581.

Lantas bagaimana dengan performa gaming Redmi A5 Apakah masih bisa dipakai main game dengan RAM 8 GB? Jawabannya, ya, masih bisa meski terbatas. Saya hanya menguji tiga gim yakni Mobile Legends, PUBG Mobile, dan Free Fire.
Genshing Impact bisa diinstal di Redmi A5 tetapi entah kenapa saya belum bisa melakukan login ke gim.
Pada gim Mobile Legends, setelan maksimal yang terbuka adalah “Super-Ultra”. Namun, pada pengaturan ini, memainkan gimnya terasa kurang nyaman. Terasa berat saat membawa karakter untuk bertarung. Paling enak bermain memakai setelah grafik “High” dengan frame rate “High” agar gim dapat berjalan lebih lancar.

Untuk PUBG Mobile, pilih setelan grafik “Smooth” dengan frame rate “High”. Mode ini tergolong bisa memainkan gim dengan nyaman. Pada pengaturan grafis “Balanced” dengan engan frame rate “High”, gim bisa berjalan tapi agak tersendat.
Sementara Free Fire bisa dimainkan di Redmi A5 di mode grafis Ultra dengan fps tinggi. Bisa dibilang, tidak ada masalah untuk memainkan gim Free Fire di Redmi A5.
Selama main ketiga gim tersebut (kurang dari 30 menit), HP tak pernah memanas. Dan ini, sesuatu yang sangat baik.
Kamera Cukup Oke di Kondisi Siang

Konfigurasi kamera belakang Redmi A5 terdiri dari sensor utama 32 MP dengan aperture f/2.0 dan lensa tambahan yang kemungkinan berfungsi sebagai depth sensor untuk menghasilkan efek bokeh pada foto portrait. Mari lupakan saja kamera atau lensa tambahan ini yang seharusnya tidak ada.
Pasalnya, bump kamera di bagian belakang jadi terlihat lebih panjang. Padahal kalau yang berfungsi satu, rasanya lebih menarik kalau bump kameranya cukup satu saja.
Sensor 32 MP di Redmi A5 ini memiliki lensa 4P dan didukung oleh fitur-fitur seperti LED flash , HDR , Ultra HD, Night mode, Portrait , Time-lapse, dan Fill-light. Dengan aperture f/2.0, tentu saya berharap ponsel ini dapat menangkap cukup banyak cahaya untuk menghasilkan foto yang layak dalam kondisi pencahayaan yang baik.
Untuk perekaman video, kamera belakang ini mampu merekam dengan resolusi 1080p pada 30fps , yang cukup standar untuk ponsel di kelas ini dan cocok untuk penggunaan kasual. Saya tidak bisa berharap banyak terhadap kualitas video sih. Hasilnya yah biasa saja dan cukup gak stabil, jadi gak terlalu saya bahas detail.
Hasil Tangkapan Kamera Utama

Dalam kondisi pencahayaan ideal, kamera belakang Redmi A5 mampu menghasilkan gambar dengan detail yang dapat diterima dan warna yang cukup akurat. Namun, kualitas gambar akan menurun secara signifikan dalam kondisi minim cahaya. Pada kondisi ini, noise sangat terlihat dan detail akan berkurang
Oke saya mencoba kamera utamanya di kondisi cahaya dengan berbagai opsi metode penangkapan. Hasilnya tidak mengecewakan. Untuk kelas harganya tergolong bagus. Foto terlihat cukup oke dan tidak memberikan nuansa warna yang berlebih. Berikut contoh hasil tangkapan kamera utama Redmi A5.





Untuk kondisi kurang cahaya, jelas kemampuan tangkapannya berkurang. Beberapa kali hasilnya cukup miss. Ada mode malam dan mode kualitas tinggi yang cukup bantu meningkatkan kualitas. Tapi syaratnya, pencahayaan lumayan cukup. Kalau kurang cahaya, kamera bakal struggle.
Berikut contoh hasil tangkapan kamera kondisi malam hari.




Terlihat untuk beberapa situasi, kameranya cukup kesulitan saat foto malam hari.
Hasil Tangkapan Kamera Depan

Redmi A5 mengandalkan kamera depan 8 MP dengan aperture f/2.0. Kamera ini juga dilengkapi dengan fitur HDR dan Night mode serta Fill-light Portrait mode dan Time-lapse. Kehadiran fitur fill light menunjukkan upaya Xiaomi untuk meningkatkan kualitas selfie, terutama dalam kondisi cahaya yang kurang ideal dengan memanfaatkan iluminasi dari layar .
Kualitas selfie yang dihasilkan oleh kamera depan ini cukup baik, terutama dalam kondisi pencahayaan yang memadai, mampu menghasilkan potret diri dengan detail yang lumayan.
Kamera depan ini juga mampu merekam video dengan resolusi 1080p pada 30fps , yang memadai untuk panggilan video dan pembuatan konten vlog sederhana. Yah cukup lah, mengingat kelas harganya, kekurangan di perekaman video bisa saya maklumi.
Untuk hasil kamera selfie, bisa dicek berikut ini.





Untuk kelas harga Rp1 jutaan, hasil tangkapan kamera selfie tergolong oke di kondisi siang hari, alias selama pencahayaan cukup. Tapi kondisi malam hari, cukup banyak noise yang tentu membuat hasilnya kurang maksimal.
Interface Memakai Android Murni, Dapat Update OS 2 Kali

Ada yang menyebut kalau Redmi A5 menawarkan Android Go, saat itu pula saya tidak punya ekspektasi tinggi terhadap antarmuka Redmi A5. Pasalnya, ponsel dengan embel-embel Android Go biasanya tawarkan aplikasi versi lite dari aplikasi standar. Contohnya kayak YouTube Go, Gmail Go, Google Maps Go, dan Go lainnya.
Ini dilakukan biar ponsel bisa gesit dan ringan saat buka aplikasi, makanya ada OS Android yang disebut Android Go Edition.

Setelah saya coba dan cek, ternyata Redmi A5 tidak menawarkan versi Go. Semuanya versi standar. Semua aplikasi Google adalah versi normal. Redmi A5 tidak menawarkan Android Go Edition tetapi menawarkan sistem operasi Android versi standar. Ada pun versi awal yang diusungnya adalah Android 15.

Biasanya ponsel Xiaomi tawarkan MIUI yang kemudian berevolusi menjadi HyperOS. Seri A tidak. Seri ini konsisten hadirkan Android layaknya Google Pixel atau beberapa ponsel Nokia. Tipe OS seperti ini sering disebut Android murni.
Penyebutan Vanilla atau murni mungkin mengacu karena tampilan antarmukanya belum diubah oleh brand atau ditambahkan fitur lain. Karena itu, biasanya Android murni tidak memiliki banyak fitur. Tapi saya lebih suka seperti ini karena ponsel jadi terasa enteng.
Android murni juga biasanya tidak memakan banyak storage. Saat ponsel Redmi A5 dinyalakan, storage yang termakan hanya 21 GB, masih sisa 109 GB untuk penyimpanan lain.

Saya pernah memakai Redmi Note 8. Saat itu, banyak fitur menarik dengan MIUI-nya. Tapi dengan konsekuensi bikin berat dan juga hadirnya iklan. MIUI yang kini berevolusi jadi HyperOS juga serupa, masih ada iklan untuk tipe Xiaomi tertentu, yang paling banyak di seri Redmi.
Pengecualian Redmi A5 yang bisa dikatakan tanpa iklan, ehmm maksud saya hampir tidak ada iklan. Soalnya Redmi A5 masih bawa aplikasi bawaan Xiaomi seperti Mi Browser, Mi Video, dan Mi Themes. Ketiga aplikasi ini tidak ada iklan. Khusus Mi Video saja yang fungsinya tampak bukan sekadar pemutar video tapi juga tawarkan video pendek layaknya TikTok.
Untuk pemutaran video, saran saya gunakan aplikasi pemutar video pihak ketiga, seperti VLC.
Redmi A5 juga tidak benar-benar bersih. Ada aplikasi bawaan yang langsung terinstal seperti aplikasi pemesan hotel atau e-commerce. Tapi yah aplikasi semacam ini tidak terlalu ganggu.
Yang cukup ganggu adalah Get Apps. Ini semacam toko aplikasi bawaan yang akan merekomendasikan iklan atau aplikasi lain saat mencari aplikasi. Tapi tidak mengganggu dan bisa dinonaktifkan di bagian “Home Setting” pada bagian “Personalized search”.
Setelah mencoba antarmuka Redmi A5, saya menyukai sistemnya yang lebih clean dibanding MIUI dan tidak membuat berat. Tidak ada fitur tambahan tidak masalah karena fitur bawaan Android 15 sebenarnya sudah sangat oke dan bermanfaat.
Cuman, saya agak kaget ketika dapat pembaruan OS, muncul info kalau ponsel ini tawarkan MIUI. Tapi MIUI di Redmi A5 hanya semacam tempelan atau nama saja, karena sistem yang ditawarkan yah Android murni.

Karena sistem yang lebih ringan, pengalaman pakai Redmi A5 terlihat menyenangkan, tidak berat, dan jelas tanpa iklan. Dan yang paling saya suka, Redmi A5 mendapatkan pembaruan OS sampai dua kali. Itu artinya, Redmi A5 bisa mendapatkan Android 16 dan Android 17.
Sensor Kurang Komplit, Konektivitas Oke, dan Mono Speaker

Selanjutnya mari bahas soal sensor yang ada di Redmi A5. Mari mulai dengan sensor sidik jari. Saya sudah menyebutkan sebelumnya di bagian desain jika Redmi A5 menggunakan sensor sidik jari fisik yang terintegrasi dengan tombol power di sisi samping bodi. Sensor ini cukup oke dan sekarang sudah umum hadir di tombol power. Tinggal bagaimana responnya,
Sepengalaman saya pakai, sensor sidik jarinya agak kesulitan membaca sidik jari saya jika menempel kurang pas. Kadang saya perlu melakukan dua kali agar bisa berhasil membuka ponsel. Kemampuan baca sensor sidik jari ini responnya kalah cepat dibanding pembacaan sensor wajah atau face recognition. Bahkan, di kondisi kurang cahaya, Redmi A5 bisa membaca wajah saya dengan baik.
Untuk sensor lain, Redmi A5 punya sensor akselerometer, cahaya, dan kompas. Adanya sensor cahaya membuat fitur autobrightness di Redmi A5 ini bekerja dengan baik, meski perlu dicek di bagian pengaturan apakah fiturnya sudah menyala otomatis atau tidak.

Lalu, kenapa Redmi A5 bisa disebut kurang komplit untuk sensornya. Karena Redmi A5 hanya mendukung sensor proximitas virtual.
Selain itu, Redmi A5 tidak mendukung sensor gyro, infrared blaster, dan NFC. Untuk sensor gyro dan infrared oke lah tidak masalah, karena banyak ponsel Rp1 jutaan yang tidak punya fitur ini. Agak disayangkan adalah tidak didukungnya NFC, padahal ada ponsel lain di kelas harga serupa sudah dukung NFC.
Untuk konektivitas lainnya sudah oke. Dukungan jaringan hanya 4G bukan masalah karena ponsel lain di harga Rp1 jutaan juga mendukung 4G.
Untuk speaker dan mikrofon, jelas jangan berharap banyak. Cuman ada satu dengan kualitas speaker khas Rp1 jutaan. Untuk bagian ini cukup wajar karena banyak ponsel lain di kelas harga serupa juga cuman hadirkan mono speaker dan mono mic.
Dibekali Baterai 5200 mAh yang Awet

Sekilas, baterai 5200 mAh yang dimiliki Redmi A5 terkesan biasa. Karena memang baterai 5.000 mAh sudah bisa dikatakan standar atau bisa disebut minimum. Karena itu, saya juga tidak berharap banyak ke daya tahan baterai Redmi A5.
Namun, bukti pemakaian berkata lain. Ponsel ini tergolong awet. Saaat saya tes memutar video 4K secara offline selama 10 jam hasilnya cukup oke. Oh yah, dalam tes ini, saya memakai VLC Play. Untuk pengaturan lainnya yakni layar dan dan volume saya setel di angka 50 persen. Sementara itu, konektivitas seluler, WiFi, dan Bluetooth dalam keadaan mati.
Tes dimulai dalam keadaan baterai terisi penuh. Hasil yang saya dapatkan adalah baterai tersisa 43 persen. Berarti aktivitas pemutaran video selama 10 jam memakan daya sekitar 57 persen.
Ini merupakan hasil yang bagus mengingat tes pada Tecno Spark 30 Pro, yang bisa menyisakan baterai 23 persen pasca pengujian. Dan pada pengujian yang sama di ponsel itel P70 menyisakan 22 persen. Optimalisasi software tampak bekerja baik dalam hal ini.
Meski daya tahan baterai baik, Redmi A5 tidak mendukung pengisian yang cepat. Ponsel ini hanya dibekali daya 15 watt. Saat saya menguji waktu pengisian dayanya, 15 menit pertama ternyata hanya bisa mengisi 14 persen. Saya mengetesnya dari 0 persen. Satu jam ngecas daya baterai terisi 31 persen. Sementara itu, ngecas sampai full perlu waktu 164 menit alias 2 jam 44 menit. waktu yang cukup lama tentunya.
Simpulan

Redmi A5 hadir sebagai pilihan menarik di segmen entry-level. Ponsel ini tawarkan pengalaman pakai yang nyaman berkat Android yang bersih. Sistemnya memang menawarkan antarmuka yang bersih tanpa fitur-fitur tambahan yang justru memberatkan sistem. Karena itu pula, penggunaan ponsel ini tergolong cukup untuk harian dan gim ringan.
Pengalaman memakai ponsel ini cukup menyenangkan, apalagi layar ponsel ini tawarkan refresh rate 120 Hz sehingga memberikan pengalaman untuk scrolling yang enak. Layarnya memang kurang tajam, hanya HD saja. Tapi ini wajar untuk kelas harganya. Terlebih sistme operasi yang ringan, layar HD, dan cip yang cukup efisien ternyata punya pengaruh besar terhadap daya tahan baterai ponsel ini yang awet.
Untuk kamera cukup oke. Saya tidak bisa mengeluh dan berharap banyak soal kamera. Tapi yah jelas jangan harapkan gambar yang benar-benar baik. Secara umum, ponsel ini menawarkan pengalaman penggunaan yang lancar untuk tugas-tugas sehari-hari. Namun, sebagai perangkat di kelas harganya, Redmi A5 juga memiliki beberapa keterbatasan yang perlu dipertimbangkan.
Berikut adalah rangkuman kelebihan dan catatan-catatan penting dari Redmi A5 sebagai pertimbangan sebelum membeli ponsel ini.
Kelebihan Redmi A5
- Layar besar 6.88 inci dengan refresh rate 120Hz memberikan pengalaman visual yang mulus untuk scrolling dan animasi.
- Baterai berkapasitas 5200mAh menawarkan daya tahan yang sangat baik untuk penggunaan sepanjang hari.
- Kualitas build terasa solid dan desainnya cukup menarik untuk kelas harganya.
- Nyaman digenggam berkat desain yang tipis (8.3 mm) dan bobot yang ringan (193 gram).
- Sistem operasi Android murni yang menjaga kinerja tetap responsif untuk aplikasi ringan dan jelas tanpa iklan.
- Dukungan update OS sampai 2 kali jadi nilai lebih dari ponsel ini.
- Terdapat slot microSD khusus untuk menambah ruang penyimpanan hingga 1TB.
- Dilengkapi dengan jack headphone 3.5mm untuk pengguna yang masih menggunakan earphone berkabel.
- Kamera 32MP mampu menghasilkan foto yang cukup baik dalam kondisi pencahayaan yang memadai.
- Kamera belakang cukup oke untuk hasilkan gambar yang jernih tetapi dengan kondisi cahaya yang cukup terang.
Hal yang harus diperhatikan dari Redmi A5
- Performa chipset Unisoc T7250 terbatas untuk gaming berat, untuk gim kompetitif masih oke dengan pengaturan grafis tertentu.
- Kurang enak untuk multitasking intensif, apalagi RAM hanya 4 GB, aplikasi yang berjalan di layar dibatasi sampai 9 aplikasi .
- Resolusi layar HD+ (720 x 1640 piksel) terasa kurang tajam pada layar sebesar 6.88 inci, kecerahan layarnya juga biasa saja, apalagi masih Widevine L3.
- Refresh rate layar tidak adaftip.
- Kualitas kamera menurun secara signifikan dalam kondisi minim cahaya.
- Pengisian daya 15W tergolong lambat untuk mengisi baterai 5200mAh.
- Tidak dilengkapi dengan fitur NFC, sensor gyroscope, dan sensor proximitasnya hanya virtual.
- Respon sensor sidik jari masih terasa kurang cepat jika dibandingkan sensor pengenalan wajah.
Redmi A5 sangat cocok bagi pengguna dengan anggaran terbatas yang membutuhkan ponsel untuk komunikasi dasar, media sosial ringan, dan gim ringan. Ponsel ini tidak cocok untuk kebutuhan gim berat.
Spesifikasi HP Terbaru 2023
HP Terbaru 2023hp oppo terbaru
hp samsung terbaru
hp vivo terbaru
hp nokia terbaru
hp samsung terbaru 2022
hp terbaru 2022
harga hp samsung terbaru
hp terbaru 2021
hp samsung terbaru 2021
hp xiaomi terbaru
hp oppo terbaru 2022
hp realme terbaru
hp terbaru
harga hp oppo terbaru
hp poco terbaru
harga hp nokia terbaru
hp oppo terbaru 2021 dan harganya
hp nokia terbaru 2022
harga hp samsung terbaru 2022
hp oppo terbaru 2022 dan harganya
brosur harga hp vivo terbaru
harga hp nokia terbaru 2022
hp oppo terbaru 2021
hp vivo terbaru 2022 dan harganya
hp keluaran terbaru 2022
harga hp samsung terbaru 2021
hp oppo terbaru a95
hp infinix terbaru
harga hp vivo terbaru
hp realme terbaru 2022
laptop hp terbaru
hp redmi terbaru
hp vivo terbaru 2022
hp xiaomi terbaru 2022
brosur hp vivo terbaru
hp keluaran terbaru 2021
harga hp xiaomi terbaru
hp samsung terbaru 2021 dan harganya
brosur harga hp vivo terbaru 2021
harga hp oppo reno 6 terbaru 2021 dan harganya
hp terbaru 2022 dan harganya
harga hp oppo reno 5 terbaru 2021 dan harganya
hp vivo terbaru 2021
hp xiaomi terbaru 2021
harga hp oppo terbaru 2022
hp oppo terbaru a15
hp samsung terbaru murah
hp samsung terbaru 2022 harga 2 jutaan
hp huawei terbaru
hp sony terbaru