Qualcomm Snapdragon merupakan produsen cip yang produknya banyak dipakai di berbagai perangkat seperti ponsel pintar, tablet, bahkan laptop.. Dari ponsel flagship sampai entry-level, ada banyak jenis cip Snapdragon.
Di entry level, mereka punya Snapdragon 600 series bersama Snapdragon 6 Gen series dan Snapdragon 4 Gen series. Di mid-range ada Snapdragon 7 Gen series dan untuk flagship adalah Snapdragon 8 series.
Di pasaran, cip Snapdragon lebih laris digunakan di perangkat kelas atas. Terlebih, cip dari Snapdragon punya keunggulan dari sisi ISP (cip untuk fotografi) yang biasanya lebih baik dari pesaing. Lantas, apa saja daftar cip terbaik dari Snapdragon? Apa semuanya dari seri 8? Untuk menjawabnya, bisa saja langsung simak daftar cipset Snapdragon terbaik berikut ini.
Contents
1. Snapdragon 8 Elite

Snapdragon 8 Elite hadir sebagai cip penerus Snapdragon 8 Gen 3 dengan peningkatan performa dan fitur-fitur canggih untuk pengalaman mobile yang lebih baik.
Perubahan signifikan terletak pada penggunaan fabrikasi 3nm dari TSMC yang meningkatkan efisiensi daya dan performa.
Saya mikir ini bahasa marketing saja karena setiap ada cip baru, pasti lebih tinggi performa dan efisiensi daya. Namun, ini bukan cuman marketing. Apalagi setelah saya tahu cip yang dipakai berbasis Oryon, yang digunakan di Snapdragon X series (cip yang dipakai di perangkat laptop).
Dengan CPU Oryon, Snapdragon 8 Elite menjanjikan kecepatan dan responsivitas yang belum pernah ada sebelumnya. Selain itu, peningkatan juga hadir di kecerdasan buatan (AI). Makannya, ponsel yang memakai Snapdragon 8 Elite biasanya juga meng-higlight fitur AI.
Samsung Galaxy S25 series contohnya. Lini ponsel tersebut sangat menjual fitur-fitur AI tapi tidak sekadar gimmick, banyak reviewer yang menyebut fitur AI di Galaxy S25 series lebih bagus dibanding iPhone 16 series.
Pemakaian CPU Oryon juga membuat Qualcomm melakukan rebranding pada Snapdragon 8 series. Tadinya banyak yang mengira cip ini bakal memakai nama Snapdragon 8 Gen 4. Ternyata namanya adalah Snapdragon 8 Elite. Penamaan tersebut didasari oleh penggunaan arsitektur Oryon yang juga dipakai pada laptop dengan nama Snapdragon X Elite.
Snapdragon 8 Elite memiliki 6 core performa dengan kecepatan hingga 3.53 GHz tanpa core efisiensi. Keputusan ini diambil karena analisis beban kerja aplikasi modern menunjukkan bahwa core performa yang lebih banyak akan memberikan kinerja yang lebih optimal.
Selain itu, chipset ini dilengkapi dengan GPU Adreno yang menjanjikan peningkatan performa grafis hingga 20% dari generasi sebelumnya, memungkinkan pengalaman bermain game berat dengan lancar pada pengaturan grafis maksimal.
Snapdragon 8 Elite sudah mulai digunakan oleh beberapa produsen smartphone terkemuka, dengan iQOO 13 sebagai salah satu yang pertama. iQOO 13 hadir dengan spesifikasi tinggi seperti layar AMOLED 144Hz, baterai 6150mAh dengan pengisian cepat 120W, dan sistem pendingin VC 7000 mm.
ASUS ROG Phone 9, nubia Z70 Ultra, dan tentu Samsung Galaxy S25 series juga sudah memakai cip ini. Khusus untuk Samsung Galaxy S25 series, Qualcomm dan Samsung bekerjasama melakukan sedikit perubaha sehingga cip yang dipakai di Samsung Galaxy S25 series bernama Snapdragon 8 Elite for Galaxy.
Lalu, bagaimana performa dari Snapdragon 8 Elite? Dalam pengujian benchmark sintetis, Snapdragon 8 Elite mencatatkan skor AnTuTu yang fantastis, yaitu 3.025.991 poin, melampaui Apple A18 Pro di iPhone 16 Pro Max. Pada Geekbench, chipset ini juga menunjukkan performa yang mengesankan dengan skor 3.260 untuk single-core dan 10.051 untuk multi-core, hampir 50% lebih tinggi dari Snapdragon 8 Gen 3.
Peningkatan performa ini didukung oleh kemampuan AI yang ditingkatkan pada Snapdragon 8 Elite, memungkinkan pemrosesan data yang lebih cepat dan efisien. Hal ini meningkatkan berbagai aspek, mulai dari kualitas foto dan video hingga optimasi game dan aplikasi.
2. Snapdragon 8 Gen 3

Snapdragon 8 Gen 3 dibuat dengan proses manufaktur 4 nm oleh TSMC. SoC yang diperkenalkan Qualcomm pada Oktober 2023 ini tetap mengandalkan delapan inti CPU. Hanya saja, susunannya beda karena memakai formasi 1+5+2.
Ada satu inti prima Cortex X4 (3,3 GHz), lima inti performa Cortex A720 (3 inti 3,15 GHz + 2 inti 2,96 GHz), dan dua inti efisiensi Cortex A520 (2,27 GHz). Terlihat bahwa inti efisiensinya menyusut, sedangkan inti performanya tambah banyak. Apakah itu bikin jadi boros daya?
Tentu saja tidak! Qualcomm mengeklaim konsumsi daya CPU 20 persen lebih hemat ketimbang Snapdragon 8 Gen 2. Hal yang sama juga berlaku pada GPU dan prosesor AI (NPU).
GPU Adreno 750 (770 MHz, 2 inti) di SoC ini alami kenaikan performa 25 persen dan lebih hemat daya 25 persen ketimbang Adreno 740 milik Snapdragon 8 Gen 2. Untuk NPU-nya, komponen Hexagon anyar disebut 98 persen lebih kencang dan 40 persen lebih irit daya ketimbang Hexagon edisi sebelumnya.
Snapdragon 8 Gen 3 juga sudah mendukung ray tracing, akselerasi codec AVI secara hardware untuk pemutaran video. SoC ini bisa tersambung ke WiFi 7 serta kompatibel dengan RAM LPDDR5x dan penyimpanan UFS 4.0.
iQOO 12 merupakan HP pertama di Indonesia yang menggunakan Snapdragon 8 Gen 3. Skor Geekbench 6 HP itu adalah 2.277 pada skenario single-core, dan 6.953 pada skenario multi-core. Skor tersebut dinukil dari pengujian GSM Arena.
Selain iQOO 12, ponsel lain yang memakai Snapdragon 8 Gen 3 adalah Samsung Galaxy S24 Ultra, Xiaomi 14 dan 14 Pro, ASUS ROG Phone 8 Pro, dan OnePlus 12.
3. Snapdragon 8s Gen 3

Snapdragon 8s Gen 3 hadir sebagai solusi Qualcomm untuk segmen ponsel yang menawarkan keseimbangan antara performa, efisiensi, dan harga yang terjangkau. Penamaan “s di seri ini menunjukan kalau cip ini punya spesifikasi mirip dengan Snapdragon 8 Gen 3 dengan pemangkasan di bagian CPU.
Imbasnya performanya mungkin tidak sekencang ponsel yang memakai Snapdragon 8 Gen 3 tetapi dari segi kestabilan lebih baik. Bisa dibilang, hipset ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang menginginkan pengalaman flagship tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam. Karena itu cip ini cocok ditanamkan pada ponsel dengan julukan flagship killer.
Dari sisi arsitektur CPU, Snapdragon 8s Gen 3 menggunakan konfigurasi 1x Cortex-X4 (3.0 GHz) + 4x Cortex-A720 (2.8 GHz) + 3x Cortex-A520 (2.0 GHz), berbeda dengan Snapdragon 8 Gen 3 yang memiliki 1x Cortex-X4 (3.3 GHz) + 5x Cortex-A720 (3.2/3.0 GHz) + 2x Cortex-A520 (2.3 GHz).
Pengurangan satu core performa dan penurunan frekuensi pada 8s Gen 3 membuatnya lebih efisien, meski performa multi-tasking dan beban berat sedikit tertinggal. Efisiensi ini tercermin dari TDP yang lebih rendah (6W vs 6.3W).
Saya coba sederhankan lagi, jadi Snapdragon 8 Gen 3 tuh ibarat motor 160 cc dan Snapdragon 8s Gen 3 ibarat motor 150 cc. Keduanya sama-sama kencang tetapi motor 160 cc punya daya dorong lebih kuat.
Hal ini juga tercermin dari kemampuan grafisnya, Adreno 735. Adreno 735 pada Snapdragon 8s Gen 3 memang mendukung fitur seperti hardware-accelerated ray tracing dan Snapdragon Elite Gaming, tetapi performanya sekitar 40-50 persen lebih rendah dibandingkan Adreno 750 di Snapdragon 8 Gen 3. 4
Dalam tes 3DMark Wild Life, Adreno 735 mencetak skor 11.205 (67 FPS), sementara Adreno 750 di Snapdragon 8 Gen 3 mencapai 17.108 (102 FPS). Meski demikian, game seperti PUBG Mobile atau Genshin Impact tetap bisa dijalankan pada 60-120 FPS dengan pengaturan grafis tinggi, asal dioptimalkan dengan baik.
Kemampuan AI Hexagon NPU pada kedua chipset ini secara teknis setara, dengan dukungan model AI hingga 10 miliar parameter. Namun, Snapdragon 8 Gen 3 memiliki keunggulan dalam kecepatan pemrosesan karena kombinasi CPU dan GPU yang lebih kuat. Tapi untuk penggunaan harian, fitur ini tidak akan terlalu kentara.
Fitur seperti Night Vision Video Capture atau Video Object Eraser yang tersedia di Snapdragon 8 Gen 3 juga tidak ada di 8s Gen 3, membatasi kemampuan kamera pada perangkat mid-range 1113. Dari sisi fotografi, Snapdragon 8s Gen 3 mendukung kamera hingga 200 MP dan rekaman 4K HDR 60fps, tetapi tidak bisa menyaingi 8K 30 fps atau 4 K 120 fps yang dimiliki Snapdragon 8 Gen 3.
Konektivitas menjadi pembeda lain. Snapdragon 8s Gen 3 menggunakan modem X70 dengan kecepatan unduh maksimal 5 Gbps, sementara Snapdragon 8 Gen 3 memakai X75 yang mampu mencapai 10 Gbps. Meski begitu, keduanya mendukung Wi-Fi 7 dan Bluetooth 5.4, sehingga pengalaman nirkabel tetap optimal.
Dalam benchmark sintetis, Snapdragon 8s Gen 3 mencatat skor AnTuTu sekitar 1.5 juta, jauh di bawah Snapdragon 8 Gen 3 yang mencapai 2.05 juta. Pada Geekbench 6, selisihnya juga signifikan: single-core 1.638 vs 2.192 dan multi-core 3.991 vs 7.085 913. Meski angka ini terkesan besar, untuk penggunaan sehari-hari seperti browsing, media sosial, atau game casual, perbedaannya mungkin tidak terlalu terasa.
Contoh ponsel yang memakai Snapdragon 8s Gen 3 adalah realme GT6, POCO F6, atau Xiaomi 14 Lite.
Kalau saya melihat, Snapdragon 8s Gen 3 ini hadir sebagai jawaban Qualcomm atas permintaan pasar akan chipset mid-range yang mampu menyeimbangkan performa, efisiensi, dan harga.
4. Snapdragon 8 Gen 2

Saya sebenarnya agak bingung menempatkan apakah Snapdragon 8 Gen 2 di atas Snapdragon 8s Gen 3 atau sebaliknya? Soalnya secara performa, kedua cip punya unggul di bagian masing-masing. Beberapa angka benchmark juga menunjukkan kalau Snapdragon 8 Gen 2 unggul sedikit di atas Snapdragon 8s Gen 3.
Namun, setelah saya riset, akhirnya Snapdragon 8 Gen 2 saya tempatkan di bawah Snapdragon 8s Gen 3. Misalnya merujuk pada pengujian yang dilakukan situs media Beebom, pada pengujian CPU Throttling Test Snapdragon 8s Gen 3 punya hasil yang lebih baik dan stabil. Situs Yugatech juga menyebut performa CPU lebih unggul Snapdragon 8s Gen 3.
Snapdragon 8 Gen 2 lebih unggul di sisi GPU dan juga kemampuan perekaman video sampai 8k. Sementara Snapdragon 8s Gen 3 hanya sampai 4k. Karena alasan itu, rasanya saya tidak salah menempatkan Snapdragon 8s Gen 3 lebih unggul.
Snapdragon 8 Gen 2 bukannya jelek, hanya beda generasi dengan Snapdragon 8s Gen 3. Snapdragon 8 Gen 2 terdiri atas satu inti Cortex X3 berkekuatan 3.2 GHz sebagai prime core-nya. Chipset ini turut membawakan dua klaster high performance yang berbeda, yakni dua inti Cortex A715 (2.8 GHz) dan dua inti Cortex A710 (2.8 GHz).
Sebagai klaster hemat daya, chipset ini dikemas dengan tiga inti Cortex A510 yang beroperasi pada frekuensi 2.0 GHz. Tidak lupa, terdapat kartu pengolah grafis (GPU) dengan frekuensi 680 MHz.
Berdasarkan informasi yang dilansir dari NanoReview, Snapdragon 8 Gen 2 memiliki skor AnTuTu v10 sebesar 1.553.197 poin. Adapun untuk skor Geekbench 6-nya, meraih skor 1991 poin untuk single core dan 5299 poin untuk multi-core.
Ada beberapa fitur baru yang diperkenalkan pada Snapdragon 8 Gen 2, salah satunya adalah horizon levelling stabilization yang dapat menjaga rekaman video untuk tetap stabil, meski ponsel dimiringkan ke kiri dan kanan dengan gerakan yang kencang.
Lalu, Snapdragon 8 Gen 2 juga termasuk salah satu SoC yang memperkenalkan ray tracing pada dunia mobile game, bersamaan dengan Dimensity 9200 yang jadi rivalnya.
Kemampuan ISP di SoC ini juga benar-benar meningkatkan kualitas hasil foto, lantaran gunakan fitur semantic segmentation untuk mengenali bagian-bagian subjek foto secara terpisah, sesuai pengelompokannya.
iQOO 11 merupakan ponsel pertama yang menggunakan chipset Snapdragon 8 Gen 2. Adapun Qualcomm juga merilis Snapdragon 8 Gen 2 Leading Version. SoC tersebut merupakan versi peningkatan minor dari Snapdragon 8 Gen 2 reguler.
Peningkatan itu ada pada clockspeed inti prima CPU Cortex X3. Clockspeed-nya naik ke angka 3,36 GHz dari yang semula 3,2 GHz. Clockspeed GPU juga dinaikkan. Pada varian ini clockspeed disetel hingga 719 MHz dari yang semula 680 MHz.
Snapdragon 8 Gen 2 Leading Version dipakai oleh nubia Red Magic 8S Pro. Samsung Galaxy S23 Ultra juga memakainya, tetapi namanya diubah jadi Snapdragon 8 Gen 2 for Galaxy.
5. Snapdragon 7+ Gen 3

Sepertinya ke depan, versi Plus dari Snapdragon 7 series bakal punya kemampuan mirip dengan Snapdragon 8 series. Dugaan itu bukan ramalan belaka. Saya sendiri yakin kalau nanti versi Plus di Snapdragon 7 series dengan versi S Snapdragon 8 series bakal mirip. Itu pula yang terlihat dari Snapdragon 7+ Gen 3
Snapdragon 7+ Gen 3 dirancang untuk menawarkan performa yang memadai untuk kebutuhan harian dan gaming ringan, dengan efisiensi daya yang lebih baik dan harga lebih terjangkau dibandingkan seri Snapdragon 8. Penambahan tanda “+” pada namanya menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan Snapdragon 7 Gen 3. Namun secara performa tergolong mirip dengan Snapdragon 8s Gen 3, yah meskipun memang sedikit sederhana.
Snapdragon 7+ Gen 3 sendiri dibangun dengan teknologi fabrikasi 4 nm dan dilengkapi konfigurasi CPU octa-core. Inti utamanya menggunakan satu core Cortex-X4 berkecepatan 2,8 GHz, didukung empat core Cortex-A720 (2,6 GHz) untuk tugas performa, serta tiga core Cortex-A520 (1,9 GHz) yang berfokus pada efisiensi energi. Pada sisi grafis, chipset ini mengandalkan GPU Adreno 732 dengan kecepatan clock hingga 950 MHz.
Untuk meningkatkan pengalaman gaming, GPU tersebut dilengkapi fitur Snapdragon Elite Gaming Post Processing Accelerator dan Adreno Frame Motion Engine 2. Chipset kelas menengah premium ini juga mendukung memori RAM LPDDR5x dengan bandwidth maksimal 64 Gbit/s, disertai penyimpanan internal berkecepatan tinggi UFS 4.0.
Dari segi multimedia, Snapdragon 7+ Gen 3 mengintegrasikan Qualcomm ISP 8-bit yang mampu mendukung resolusi layar hingga QHD+ (3840 x 2160 piksel) dengan refresh rate 120 Hz. Kemampuan kamera yang ditawarkan mencapai 200 MP, dengan rekaman video 4K stabil pada 60 fps.
Dalam hal konektivitas, chipset ini dibekali modem Snapdragon X63 5G yang mampu mencapai kecepatan unduh hingga 5.000 Mbps dan unggah 3.500 Mbps. Dukungan WiFi 7 dan Bluetooth 5.4 juga menjamin koneksi yang cepat dan responsif.
Untuk fitur lain juga tidak kalah keren. Misalnya Hexagon NPU di Snapdragon 7+ Gen 3 mendukung model AI hingga 5 miliar parameter, setengah dari kemampuan Snapdragon 8s Gen 3. Fitur seperti AI Noise Cancellation atau Background Blur saat video call tetap bisa diandalkan, tetapi untuk tugas kompleks seperti generative AI (misalnya, membuat gambar dari teks), prosesnya akan lebih lambat.
Berdasarkan pengujian sintetis oleh Nanoreview, Snapdragon 7+ Gen 3 menunjukkan hasil yang impresif. Pada benchmark AnTuTu v10, skor yang diraih mencapai 1.366.982 poin. Sementara di GeekBench 6, chipset ini mencetak 1.913 poin (single-core) dan 5.098 poin (multi-core), mengukuhkan posisinya sebagai prosesor menengah dengan performa tangguh.
Beberapa tipe ponsel yang tawarkan cip ini adalah OnePlus Nord 4 5G dan OnePlus Ace 3V 5G, yang menawarkan kinerja tinggi dan efisiensi daya yang baik. realme juga turut menghadirkan perangkat dengan chipset ini, seperti realme GT 6T 5G dan realme GT Neo6 SE 5G, yang menargetkan pengguna yang menginginkan pengalaman bermain game dan multimedia yang superior.
6. Snapdragon 8 Gen 1 dan 8+ Gen 1

Snapdragon 8 Gen 1 merupakan chipset perdana kelas atas dari Qualcomm dengan nama baru. Chipset ini merupakan penerus dari Snapdragon 888 dan 888+. Setelah Snapdragon 8 Gen 1, nama chipset kedepannya akan menjadi Snapdragon 8 Gen 2, Gen 3, dan seterusnya.
Snapdragon 8 Gen 1 adalah salah satu chipset terbaik di 2022. Chipset ini sendiri merupakan chipset yang punya performa 20 persen lebih baik dari seri sebelumnya. Chipset ini juga diklaim lebih hemat sebesar 30 persen dibandingkan Snapdragon 888.
Chipset ini sendiri memakai CPU Armv9. Di dalam chipset ini, terdapat tiga kluster prosesor. Prosesor utamanya adalah Cortex-X2 dengan kecepatan clock 3,0 GHz. Kluster kedua, adatiga core Cortex-A710 dengan kecepatan 2,5GHz. Kluster ketiga, yakni empat core Cortex A510 berkecepatan 1,8 GHz.
Sementara dari sisi GPU, chipset ini hadir dengan GPU Adreno 730. GPU ini diklaim Qualcomm memiliki peningkatan grafis 30 persen dengan penghematan daya 25 persen dibandingkan seri Snapdragon 888. Terdapat juga fitur API Vulkan dengan kinerja 60 persen lebih cepat. Fitur ini berguna untuk game 3D tingkat lanjut dan game emulator yang butuh grafis tinggi.
Banyak ponsel kelas atas yang sudah memakai Snapdragon 8 Gen 1. Xiaomi 12 dan 12 Pro adalah dua dua di antaranya. Seri Samsung Galaxy S22 yang masuk resmi ke Indonesia pun memakai chipset Snapdragon 8 Gen 1. Ada juga realme GT2 Pro yang juga memakai chipset ini dan hadir resmi di Indonesia.
Qualcomm juga telah merilis Snapdragon 8+ Gen 1 untuk menyelesaikan isu termal yang ada pada Snapdragon 8 Gen 1 reguler.
Fabrikasinya masih sama-sama 4 nm, namun pabrikannya pindah dari Samsung ke TSMC. Ini dilakukan agar ponsel tidak mudah panas dan dapat mempertahankan performanya di titik puncak dalam waktu lama.
Menurut Qualcomm, chipset varian Plus ini memiliki peningkatan performa CPU sebanyak 10% dan GPU sebanyak 10%. Efisiensi daya pada CPU dan GPU pun disebut-sebut mengalami peningkatan 30%.
Ponsel yang menggunakan Snapdragon 8+ Gen 1 cukup beragam. Pertama kali digunakan pada ASUS ROG Phone 6 series, sejumlah flagship lainnya pun mengikuti, seperti Samsung Galaxy Z Fold 4 dan Flip 4, Xiaomi 12S Ultra, iQOO 10 Pro, dan masih banyak lagi.
7. Snapdragon 7+ Gen 2

Qualcomm memperkenalkan Snapdragon 7+ Gen 2 pada Maret 2023. Qualcomm menyebut bahwa SoC ini adalah chipset seri 7 paling kencang yang pernah mereka buat. Lompatan performa SoC ini sangat jauh dibandingkan dengan Snapdragon 7 Gen 1.
Kemampuan CPU-nya disebut 50% lebih baik, sedangkan performa GPU-nya meningkat dua kali lipat. Tak cuma itu, efisiensi dayanya juga 13% lebih bagus. Bagaimana ini bisa terjadi?
Penyebabnya ialah karena Snapdragon 7+ Gen 2 banyak mengadopsi teknologi dari Snapdragon seri 8. Pada komponen CPU, SoC ini menjadi Snapdragon seri 7 pertama yang memakai Cortex X Series.
Snapdragon 7+ Gen 2 memakai CPU dengan formasi 1-3-4. Rinciannya, satu core super Cortex X2 (2,91 GHz), tiga core performa Cortex A710 (2,49 GHz), dan empat core efisiensi Cortex A510 (2,0 GHz).
Sementara GPU yang dipakai diyakini juga merupakan turunan dari Snapdragon seri 8, yaitu Adreno 725. GPU ini dapat berjalan di clockspeed 580 MHz dan punya kecepatan komputasi hingga 1781 Gigaflops.
Komponen pendukung ala SoC flagship dapat ditemukan di SoC dengan fabrikasi 4 nm TSMC ini. Mulai dari dukungan RAM hingga LPDDR5 3200 MHz, penyimpanan UFS 3.1, sampai dukungan WiFi 6E dan Bluetooth 5.3.
Untuk urusan multimedia, Snapdragon 7+ Gen 2 punya ISP Spectra (tiga core) yang mendukung kamera hingga 200 MP. Ia juga dibekali prosesor AI Hexagon yang kemampuannya dua kali lebih baik ketimbang generasi sebelumnya.
Snapdragon 7+ Gen 2 bisa hasilkan video dengan resolusi 4K 60 fps. Ia pun bisa disambungkan ke layar beresolusi 4K dengan refresh rate 60 Hz, atau 2K dengan refresh rate 120 Hz.
HP global yang berkesempatan memakai SoC ini adalah POCO F5. Menurut Gizmochina, skor AnTuTu 9 yang dihasilkan Snapdragon 7+ Gen 2 di POCO F5 adalah 978.264.
Sementara itu, skor kemampuan CPU-nya di GeekBench 5 tercatat 1225 pada skenario single-core, dan 3999 pada skenario multi-core. Pengujian tersebut dilakukan oleh kanal YouTube Dhiarcom pada kembaran POCO F5, Redmi Note 12 Turbo.
Dengan melihat skor benchmark sintetis tersebut, lompatan performa Snapdragon 7+ Gen 2 benar-benar signifikan. Ia bahkan lebih dekat ke Snapdragon seri 8 karena sudah melampaui Snapdragon 870 dan Snapdragon 888.
8. Snapdragon 888 dan 888+

Pada 2021, Snapdragon 888 5G merupakan chipset yang menawarkan performa kencang di ekosistem Android. Chipset yang dikembangkan Qualcomm ini mampu hadirkan performa yang maksimal. Beberapa ponsel dengan Snapdragon 888 5G punya skor Antutu di angka 600 sampai 700 ribuan. Angka yang tergolong tinggi.
Chipset dengan fabrikasi 5 nm ini sendiri merupakan chipset yang menawarkan konsep tiga kluster prosesor. Pertama, kluster Kryo 680 berjumalah empat core dengan kecepatan 1.8 GHz untuk performa yang hemat daya. Kluster kedua hadir dengan tiga core Kryo 680 dengan kecepatan 2.42 GHz untuk performa kencang. Dan kluster prime Kryo 680 dengan satu core berkecepatan 2,84 GHz untuk performa lebih kencang.
Dengan spesifikasi tersebut, ponsel dengan Snapdragon 888 5G dapat menghasilkan nilai Antutu 8 di angka 700 ribuan. Namun, chipset ini tidak sekadar menawarkan performa. Ada juga fitur tambahan lain yang membuat chipset ini tergolong matang untuk digunakan di ponsel kelas atas. Salah satunya adalah fitur dukungan pengambilan gambar dalam cahaya rendah hingga pada titik 0,1 Lux.
Snapdragon 888 5G juga dilengkapi dengan tiga image signal processor (ISP) sekaligus, yakni Qualcomm Spectra 580, yang memungkinkan prosesor ini dapat mengakomodasi berbagai pekerjaan yang dilakukan smartphone hingga 25 persen lebih cepat. Selain itu, Snapdragon 888 5G sudah punya fitur-fitur modern. Sebut saja dukungan FastConnect 6900 6GHz, 4K QAM, dan Bluetooth 5.2
Snapdragon 888 5G ini jadi chipset kencang di 2021. Sayangnya, ada beberapa ponsel yang punya isu terhadap panasnya prosesornya. Namun, panas ini tidak terlalu mengganggu sebenarnya. Snapdragon 888 5G sendiri dipakai di ponsel Xiaomi Mi 11, Mi 11 Ultra, OPPO Find X3 Pro, ASUS ROG Phone 5, ASUS Zenfone 8, dan lainnya.
Selain Snapdragon 888, Qualcomm juga merilis Snapdragon 888+ atau Snapdragon 888 Plus. Chipset ini diumumkan kehadirannya pada Mobile World Congress. Dari namanya, chipset ini punya dasar spesifikasi Snapdragon 888 tetapi dengan kemampuan prosesor yang meningkat.
Snapdragon 888 Plus ini hadir membawa clock core Kryo 680 yang kecepatannya meningkat menjadi 2.995GHz dari yang sebelumnya 2.84Ghz. Chipset ini juga didukung dengan teknologi Qualcomm AI Engine generasi ke-6 dengan kinerja hingga 32 TOPS (Tera Operations Per Second), meningkat 20 persen dari 26 TOPS pada Snapdragon 888 biasa.
9. Snapdragon 7 Gen 3

Snapdragon 7 Gen 3 merupakan chipset 5G yang dirilis Qualcomm pada November 2023. Chipset ini kali pertama hadir di Indonesia lewat vivo V30 5G. Banyak orang mengira bahwa Snapdragon 7 Gen 3 adalah penerus dari Snapdragon 7+ Gen 2.
Namun, hal itu kurang tepat karena chipset ini adalah suksesor dari Snapdragon 7 Gen 1. Snapdragon 7 Gen 3 dibentuk dengan fabrikasi 4 nm TSMC. Di dalamnya terdapat prosesor delapan inti dan GPU Adreno 720.
Prosesornya terdiri atas empat inti Cortex A715 (1x 2,63 GHz + 3x 2,4 GHz) dan empat inti Cortex A510 (1,8 GHz). Snapdragon 7 Gen 3 mendukung RAM LPDDR5 dan penyimpanan UFS 3.1.
Qualcomm bilang, ISP Spectra di SoC ini sudah dibekali fitur AI seperti Remosaic dan AI Video Retuoch untuk menghasilkan foto dan video yang tajam, minim noise, dan warnanya konsisten. Kemampuan AI Snapdragon 7 Gen 3 pun dikatakan lebih irit konsumsi daya hingga 60 persen dibanding pendahulunya.
Kemampuan CPU dan GPU juga meningkat. Kemampuan komputasi CPU meningkat 15 persen dengan konsumsi daya 20 persen lebih hemat. Sementara itu, kemampuan olah grafis GPU naik lebih dari 50 persen dengan konsumsi daya yang sama.
Lebih lanjut, SoC ini kompatibel dengan layar Full HD+ 168 Hz, kamera hingga 200 MP, dan mampu memroses video hingga resolusi 4K. Menurut pengujian yang dilakukan kanal YouTube Legawa Gadget terhadap vivo V30, skor AnTuTu 10 yang diraih Snapdragon 7 Gen 3 adalah 798.783.
Adapun skor Geekbench 6 SoC ini adalah 1129 untuk skenario singlecore dan 3255 poin buat skenario multicore. Skor Geekbench tersebut dikuti dari kanal YouTube Tech Spurt. Berdasarkan data-data tes tersebut, Snapdragon 7 Gen 3 punya performa yang tinggi untuk sebuah chipset kelas menengah.
10. Snapdragon 870

Snapdragon 870 adalah chipset besutan Qualcomm yang mendukung jaringan 5G dan banyak digunakan ponsel kelas atas di 2021. Ponsel yang masuk resmi ke Indonesia yang memakai chipset ini adalah POCO F3, vivo X60, dan vivo X60 Pro. Sementara di pasar global, banyak produsen ponsel yang memakai chipset ini.
Kehadiran chipset ini dianggap sebagai langkah Qualcomm agar produsen punya alternatif chipset kelas atas di 2021 selain Snapdragon 888. Pasalnya, banyak yang beranggapan kalau Snapdragon 888 punya performa yang terlalu kencang dan membuat ponsel punya bodi yang panas.
Perkiraan orang itu juga didasari karena Snapdragon 870 pada dasarnya adalah Snapdragon 865+ yang ditambah lagi kemampuannya.
Di dalam chipset Snapdragon 870 ini, tersemat tiga kluster prosesor. Pertama, kluster Kryo 585 berjumlah empat core dengan kecepatan 1,8 GHz untuk performa yang hemat daya. Kluster kedua hadir dengan tiga core Kryo 585 dengan kecepatan 2, 42 GHz untuk performa kencang. Dan kluster prime Kryo 585 dengan satu core berkecepatan 3,2 GHz untuk performa lebih kencang.
Pembeda dalam hal ini hanya ada di kluster prime Kryo 585 yang punya 0,1 GHz lebih tinggi dari Snapdragon 865+. Sisanya, GPU dan fitur-fitur lain di dalamnya mirip dengan Snapdragon 865+.
Spesifikasi HP Terbaru 2023
HP Terbaru 2023hp oppo terbaru
hp samsung terbaru
hp vivo terbaru
hp nokia terbaru
hp samsung terbaru 2022
hp terbaru 2022
harga hp samsung terbaru
hp terbaru 2021
hp samsung terbaru 2021
hp xiaomi terbaru
hp oppo terbaru 2022
hp realme terbaru
hp terbaru
harga hp oppo terbaru
hp poco terbaru
harga hp nokia terbaru
hp oppo terbaru 2021 dan harganya
hp nokia terbaru 2022
harga hp samsung terbaru 2022
hp oppo terbaru 2022 dan harganya
brosur harga hp vivo terbaru
harga hp nokia terbaru 2022
hp oppo terbaru 2021
hp vivo terbaru 2022 dan harganya
hp keluaran terbaru 2022
harga hp samsung terbaru 2021
hp oppo terbaru a95
hp infinix terbaru
harga hp vivo terbaru
hp realme terbaru 2022
laptop hp terbaru
hp redmi terbaru
hp vivo terbaru 2022
hp xiaomi terbaru 2022
brosur hp vivo terbaru
hp keluaran terbaru 2021
harga hp xiaomi terbaru
hp samsung terbaru 2021 dan harganya
brosur harga hp vivo terbaru 2021
harga hp oppo reno 6 terbaru 2021 dan harganya
hp terbaru 2022 dan harganya
harga hp oppo reno 5 terbaru 2021 dan harganya
hp vivo terbaru 2021
hp xiaomi terbaru 2021
harga hp oppo terbaru 2022
hp oppo terbaru a15
hp samsung terbaru murah
hp samsung terbaru 2022 harga 2 jutaan
hp huawei terbaru
hp sony terbaru